ANALISA KELAYAKAN BISNIS/INVESTASI
Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai
manajemen keuangan pada bisnis Anda. Nah, kali ini di blog aksara akan dibahas
dari sisi sang investor mengenai kriteria penilaian investasi pada suatu usaha.
Ada dua point yang
menjadi tujuan artikel ini yakni Anda sebagai investor yang bisa mempelajari
kriteria penilaian investasi apa yang cocok untuk Anda percayakan menanam modal
tersebut atau bisa juga untuk Anda sebagai pencari investor yang bisa
mempelajari kriteria penilaian investasi untuk meyakinkan para investor
menanamkan modalnya pada usaha yang Anda jalani. Jadi,
jangan di lewatkan dan tetap dibaca yaaaa…..
Menurut Rangkuti (2012), studi kelayakan bisnis dan investasi adalah
analisis kelayakan tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan. Dimana
proyek yang dianalisis berupa proyek bisnis atau proyek investasi dengan tujuan
separuh bisnis dan separuh sosial, seperti proyek investasi pembangunan jalan
tol, kawasan industri, terminal, serta berbagai proyek investasi lainnya.
Sedangkan menurut Ibrahim (2003), studi kelayakan
bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh
dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek. Studi kelayakan bisnis
adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis. Keberhasilan ditafsirkan
sebagai manfaat ekonomis.
Ada beberapa kriteria penilaian investasi pada
suatu usaha apakah layak atau tidak untuk dijalankan, biasanya ditinjau dari
aspek keuangan. Adapun kriteria ini bergantung pada kebutuhan masing-masing
perusahaan. Berikut kriteria yang bisa digunakan untuk menilai dan menentukan
kelayakan suatu usaha yakni meliputi hal-hal di bawah ini:
Metode Payback Period (PP)
Analisa metode penilaian investasi payback period
adalah sebuah metode untuk mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi
yang telah dikeluarkan. Payback period mengukur lamanya dana investasi yang
dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya seperti awal mula.
Dengan
analisa metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi bisa
dikembalikan ketika terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas.
Perhitungan
metode ini dilakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika
jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar. Secara
umum, apabila hasil payback periode menunjukkan periode pengembalian yang lebih
cepat. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan. Begitu juga sebaliknya,
apabila payback period menunjukkan periode pengembalian yang lebih lama. Maka
investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan. Penilaian kelayakan
berdasarkan hasil perhitungan berikut:
Payback Period tahun terhitung lebih kecil dari masa waktu investasi
Sesuai dengan target perusahaan sebelumnya
Kelemahannya yakni tidak mempertimbangkan
kembali arus kas setelah masa pengembalian modal investasi tersebut, sehingga
terkesan mengabaikan.
Dalam hal ini payback period dapat
diperhitungkan dengan menggunakan rumus:PP = Pi
Dimana:
PP = Periode Pengembalian (payback period). I = Nilai seluruh investasi
Pi = Rata-rata proceed tiap tahun
Dimana:
PP = Periode Pengembalian (payback period). I = Nilai seluruh investasi
Pi = Rata-rata proceed tiap tahun
Benefit Cost Ratio (B/C ratio)
Indeks profitabilitas atau B/C ratio adalah
merupakan perbandingan antara besarnya nilai sekarang dari seluruh proceeds
dengan nilai seluruh investasinya. Perbandingan ini dapat diformulasikan dalam
bentuk rumus sebagai berikut:
BCR = ( P1 + P2 + …………………..
Pn )
(1+i ) ^1 (1+i)^2 (1+i)^n
l
Dimana:
BCR = Benefit cost ratio.
P = Proceeds selama jangka waktu proyek.
i= Tingkat bunga diskonto.
n = Jangka waktu proyek.
l= Nilai investasi.
BCR = Benefit cost ratio.
P = Proceeds selama jangka waktu proyek.
i= Tingkat bunga diskonto.
n = Jangka waktu proyek.
l= Nilai investasi.
Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau sering disingkat
dengan NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan
nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu. NPV atau Net
Present Value ini mengestimasikan nilai sekarang pada suatu proyek, aset
ataupun investasi berdasarkan arus kas masuk yang diharapkan pada masa depan
dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku bunga dan harga pembelian
awal. Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu uang
(time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga
pembelian awal.
Sedangkan, menurut Dian Wijayanto
dalam buku Pengantar Manajemen (2012:246), Net Present Value (NPV)
merupakan kombinasi antara present value penerimaan dan present value
pengeluaran.
Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan
semua arus kas masa depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan
tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus
Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … +
(Ct/(1+r)t) – C0
Atau
Dimana :
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
(Berikut ada link contoh video ilustrasi NPV)
https://youtu.be/7c-ekHP6sQA
https://youtu.be/7c-ekHP6sQA
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Analisa metode penilaian Internal Rate of
Return (IRR) adalah metode analisa investasi dengan menghitung tingkat suku
bunga yang menyamakan present value (nilai sekarang) investasi saat ini dengan
present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang.
Metode
IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah
digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah
hitungan yang menunjukkan tingkat return yang sebenarnya.
Oleh karena itu maka IRR
dapat kita hitung dengan menggunakan rumus sebaga berikut:
IRR =i
l = ( P 1 + P2 + ………………….
Pn ) = 0
(1+i ) ^1 (1+i)^2 (1+i)^n
Dimana :
I = Investasi
P = proceed
n = jangka waktu proyek
i = tingkat diskonto atau IRR.
Itulah penjelasan mengenai analisa kelayakan bisnis/investasi, semoga berguna dan bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar